SELAMAT BERKUNJUNG

Kepada semua pengunjung blog saya, selamat berjumpa dan terimalah persembahan ini.......salam

Rabu, 24 Agustus 2016

PERLAKUAN FOSFIN FORMULA CAIR UNTUK MEMBEBASKAN Thrips parvispinus PADA BUNGA POTONG KRISAN DAN MAWAR

PERLAKUAN FOSFIN  FORMULA CAIR UNTUK MEMBEBASKAN Thrips parvispinus PADA BUNGA POTONG KRISAN DAN MAWAR
M. Achrom, Salbiah, Sunarto, Suwirda

Balai Uji Terap Teknik dan Metode Karantina Pertanian
Jl. Raya Kampung Utan, Setu, Desa Mekar Wangi, Cikarang Barat, Bekasi, Indonesia

ABSTRAK
Thrips merupakan serangga yang potensial terbawa lalu lintas bunga potong yang akan menjadi kendala dalam kegiatan ekspor maupun impor sehingga memerlukan tindakan perlakuan karantina untuk membebaskannya.  Fosfin formula cair (2% PH3 dan 98% CO2) merupakan salah satu alternatif fumigan pengganti metil bromide  yang perlu diuji keefektifanya serta pengaruhnya terhadap kualitas. Pengujian keefektifan  fosfin formula cair terhadap Thrips parvispinus dan pengaruhnya terhadap bunga potong krisan dan mawar dilakukan dengan 3 tahap pengujian yaitu : penentuan waktu efektif pada konsentrasi PH250 ppm, pengujian pengaruh fumigasi  fosfin formula cair terhadap bunga potong krisan dan mawar pada dua waktu efektif dan validasi hasil uji keefektifan dan pengaruh terhadap bunga potong krisan dan mawar. Dari hasil pengujian diketahui bahwa waktu efektif pada konsentrasi 250 ppm melebihi 12 jam sehingga  pengujian dilanjutkan pada konsentrasi yang lebih tinggi. Dengan konsentrasi 380 ppm  waktu papar 12 jam pada suhu 25 - 26 oC fosfin formula cair efektif membebaskan Thrips parvispinus tanpa merusak komoditas bunga potong krisan maupun mawar.

Kata kunci : Fumigasi, fosfin formula cair, Thrips parvispinus, krisan, mawar

PENDAHULUAN
Indonesia sebagai negara tropis yang mempunyai keanekaragaman hayati yang tinggi merupakan penghasil produk florikultura (tanaman hias) yang sangat potensial sebagai pemasok ke negara-negara non tropis dan juga sebagai importir dari berbagai negara.  Volume ekspor tanaman hias pada tahun 2012 mencapai  6.493,04 ton dengan nilai 18.813.074 US $  sedangkan volume impor pada tahun 2012  mencapai 12.906,02 ton dengan nilai  9.997.477 US $ (Dirjen Hortikultura 2013).
Lalu lintas tanaman hias tidak menutup kemungkinan terbawanya Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) yang mengancam pertanian Indonesia serta mengganggu kelangsungan perdagangan ke beberapa negara tujuan ekspor. Dari beberapa OPTK yang paling potensial terbawa pada lalu lintas media pembawa berupa tanaman hias adalah dari kelompok thrips.   Beberapa spesies thrips  yang penting antara lain  Frankliniella occidentalis  sebagai OPTK A1  serta Thrips parvispinus merupakan OPTK negara tujuan ekspor yang banyak ditemukan di Indonesia. 
Fumigasi merupakan metode yang memungkinkan dilakukan untuk mengeradikasi OPT pada komoditas yang akan di lalu lintaskan.  Thrips diketahui sangat peka terhadap fumigasi  fosfin dibandingkan dengan serangga lain seperti aphid dan larva lepidoptera pada suhu  24 oC (Karunaratne et al., 1997). Fumigasi fosfin 250 ppm selama 18 jam pada suhu 2 oC dapat mengeradikasi 100% Frankliniella occidentalis  (Liu, 2008).
Fumigasi merupakan cara yang mudah untuk dilakukan, namun demikian perlu dicari fumigan yang ramah lingkungan, efektif, cepat dan tidak merusak produk yang akan difumigasi  yaitu tanaman hias berupa bunga potong  atau bahan perbanyakan yang memiliki kadar air tinggi dan sesuai dengan kondisi suhu di Indonesia.
Fosfin formulasi cair yang dapat diaplikasikan pada komoditas dengan kadar air tinggi diharapkan dapat dijadikan sebagai alternatif perlakuan pada komoditas tanaman hias untuk mengeradikasi thrips pada kondisi lingkungan di Indonesia, oleh karena itu uji terap penggunaan fosfin formula cair sebagai alternatif perlakuan pada tanaman hias untuk mengeradikasi OPT/OPTK kelompok thrips perlu dilakukan.  Tujuan uji terap ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi dan lama waktu perlakuan fosfin formula cair terhadap thrips tanpa merusak kualitas bunga potong krisan dan mawar.

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat
Uji terap ini dilakukan di Balai Uji Terap Teknik dan Metode Karantina Pertanian, Jalan Raya Kampung Utan-Setu, Desa Mekar Wangi Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat (19 m dpl). Waktu pelaksanaan mulai  Januari Desember  2014.
Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan antara lain:  kotak fumigasi, timbangan digital, meteran, self container breathing aparatus (SCBA), alat pengukur konsentrasi (X-am 7000), phosphine detektor, selang distribusi, fosfin formula cair (PH3 2%  dan CO2 98%), telur, nimfa dan imago Thrips parvispinus, canister, bunga potong krisan varietas evalin, bunga potong mawar varietas sexy red.
Metode
1.   Persiapan : Merupakan tahap perbanyakan massal thrips. Thrips dikumpulkan dari tanaman bunga krisan di lapangan, kemudian dilakukan identifikasi. Imago thrips  dipelihara secara massal pada tanaman krisan yang sedang berbunga di dalam rumah kaca sehingga akan menghasilkan telur, nimfa, pupa dan imago sebagai F1, serangga F1 ini yang digunakan sebagai serangga uji.
2.   Uji penentuan waktu efektif : untuk menentukan kisaran waktu minimal yang diperlukan dalam pelaksanaan perlakuan fumigasi fosfin formula cair yang diduga efektif yang dapat menyebabkan mortalitas thrips 100% pada konsentrasi fosfin formula cair 250 ppm. Lama waktu yang digunakan sebagai waktu papar terdiri dari kontrol, 0.5, 1, 2, 3, 6, 9, 10, 11, 12, 13, 15 jam dengan ulangan sebanyak 4 ulangan. Nimfa dan imago masing-masing berjumlah 25 ekor per unit percobaan yang diinfestasikan kedalam bunga potong dan ditempatkan dalam wadah kaca yang ditutup kain. Sedangkan pengujian terhadap stadia telur  dilakukan dengan mengambil dan memotong daun dan bunga krisan yang terinfestasi thrips stadia dewasa dan terdapat tonjolan telur yang ditempatkan dalam wadah kaca yang ditutup kain, kemudian diletakkan dalam kotak fumigasi yang kedap udara dan telah.
3.   Uji pengaruh perlakuan fumigasi fosfin formula cair terhadap bunga potong krisan dan mawar menggunakan dua waktu yang efektif yang menunjukkan hasil  mortalitas thrips 100% dan kontrol,  perlakuan diulang sebanyak 10 kali. Bunga potong yang telah difumigasi ditempatkan dalam suatu wadah yang diisi dengan larutan campuran gula, asam sitrat, (Komunikasi pribadi, Yadi Supriyadi 2014)  dan akan dilihat selama 7 hari apakah terjadi perubahan seperti perubahan warna, cepat layu, dan daya simpan dibandingkan kontrol.
4.   Uji validitas : Uji ini dilakukan terhadap perlakuan konsentrasi 250 ppm pada waktu yang  menunjukkan mortalitas thrips 100% tanpa merusak kualitas tanaman hias berupa bunga potong pada pengujian sebelumnya. Pada uji ini dilakukan 4 perlakuan dengan  6 ulangan. Thrips yang digunakan adalah thrips yang menginfestasi  bunga potong  secara alamiah dari lapangan.  Pengujian terhadap stadia nimfa dan imago masing-masing berjumlah  25 ekor per unit percobaan yang diinfestasikan kedalam daun bunga potong dan ditempatkan dalam wadah kaca yang ditutup kain. Sedangkan pengujian terhadap stadia telur  dilakukan dengan mengambil dan memotong bunga krisan yang terinfestasi thrips dewasa dan di tempatkan dalam wadah kaca yang ditutup kain. Bersamaan dengan itu, bunga potong ditempatkan  dalam box kardus, kemudian keduanya diletakkan dalam kotak fumigasi yang kedap udara. Perlakuan uji validitas fumigasi fosfin formula cair terhadap thrips  pada bunga potong  yaitu : fumigasi bunga potong krisan + thrips dari lapangan, fumigasi bunga potong mawar  + thrips dari lapangan, tanpa fumigasi bunga potong krisan + thrips dari lapangan dan tanpa fumigasi bunga potong mawar + thrips dari lapangan.
5.   Pengamatan : Setelah semua tahapan fumigasi dilakukan, untuk pengamatan thrips sebelum dilakukan penghitungan mortalitas maka perlu di inkubasi terlebih dahulu. Menurut Park et al. (2013) thrips perlu diinkubasikan terlebih dahulu dalam ruang inkubasi selama 1-3 hari untuk nimfa dan imago, sementara untuk telur diinkubasikan selama 5-7 hari. Setelah masa inkubasi, dilakukan proses penghitungan jumlah mortalitas pada setiap perlakuan. Setelah diketahui jumlah mortalitas yang terjadi pada setiap perlakuan kemudian akan dihitung persentase mortalitasnya yang nanti akan diuji secara statistik.  Pengamatan meliputi mortalitas thrips pada masing-masing stadia, kerusakan komoditas/kualitas bunga potong (perubahan warna, kesegaran) dan daya simpan bunga potong. 

Analisis Data
Data persentase mortalitas  di analisis dengan menggunakan  program minitab dan data kerusakan tanaman hias dianalisis dengan menggunakan analisa non parametrik Mann-Whitney.  Penilaian kerusakan tanaman hias berdasarkan skoring yaitu : 0 = tidak rusak, 1 = sedikit rusak, 2 = sangat rusak,  indikasi rusak yaitu adanya perubahan warna daun, adanya kelayuan, water soaking.

HASIL  DAN  PEMBAHASAN

Uji penentuan waktu efektif
Perlakuan fosfin formula cair  pada konsentrasi 250 ppm  dengan waktu papar  berbeda pada suhu 25 - 26 oC  terhadap Thrips parvispinus diperoleh data mortalitas sebagai berikut  (Tabel 1).

Tabel 1. Rerata  mortalitas (%) Thrips parvispinus  pada berbagai waktu papar
Perlakuan (Jam)
Stadia
Nimfa
Imago
Telur
Kontrol
0   a
0  a
Menetas
0,5
95  b
93.75  b
Menetas
1
95.75  b
100  b
Menetas
3
99  b
96.25  b
Menetas
6
97.75  b
100  b
Menetas
9
99.75  b
100  b
Menetas
10
100  b
100  b
Menetas
11
98.25  b
100  b
Menetas
12
100  b
100  b
Tidak Menetas
13
100  b
100  b
Tidak menetas
15
100  b
100  b
Tidak menetas
 Ket : angka yang diikuti  huruf yang sama menunjukan  tidak berbeda nyata pada uji Tukey’s taraf  kepercayaan  5%.

Perlakuan fosfin formula cair (liquefied phosphinepada konsentrasi 250 ppm  dengan waktu papar  6 jam pada suhu 25 - 26 oC  terhadap thrips dewasa sudah dapat menyebabkan mortalitas mencapai 100%. Adapun mortalitas nimfa 100% dapat dicapai dengan waktu papar 12 jam pada suhu 25- 26oC. Sedangkan mortalitas telur 100% dapat dicapai dengan waktu papar lebih dari 12 jam pada suhu ≤ 26 oC. Dari pengujian ini diketahui bahwa stadia telur dari  Thrips parvispinus  merupakan yang paling tahan terhadap fosfin formula cair. Hal ini disebabkan stadia telur memiliki lapisan kutikula yang sulit ditembus gas dan letak telur berada dalam jaringan epidermis daun atau bunga. Hal ini jauh berbeda dengan stadia nimfa dan imago yang sangat peka terhadap fosfin.

Uji pengaruh fumigasi fosfin formula cair terhadap bunga potong krisan dan mawar
Pengaruh fumigasi fosfin formula cair terhadap kerusakan bunga potong krisan dan mawar pada konsentasi 250 ppm waktu papar 12 jam dan 15 jam  pada suhu 25 - 26 oC  dapat digambarkan   sebagai berikut (Tabel 2 dan Tabel 3).
Tabel 2.  Nilai skoring kerusakan bunga potong  krisan pasca fumigasi fosfin formula cair 250 ppm
Hari ke-
Kontrol
12 Jam
15 Jam
1
0
0       ns
0       ns
2
0
0.04  ns
0.06  ns
3
0.04
0.18  ns
0.24  ns
4
0.28
0.3   ns
0.36  ns
5
0.34
0.56 ns
0.56  ns
6
0.50
0.84 ns
0.56 ns
7
0.60
0.84  ns
0.56  ns
Ket. :  0 = tidak rusak  1 = sedikit rusak   2 = sangat rusak  ns = tidak berbeda nyata

Pada umumnya kontrol dan perlakuan pada bunga krisan maupun mawar yang ditempatkan di ruangan dengan pada suhu 26-28 oC  dengan kelembaban  50-70 % tidak begitu nyata perbedaannya dan pada hari ke-7 sudah mengalami kerusakan berat dan pada bunga mawar yang dimulai pada hari ke-3 sudah menunjukan kerusakan ringan. Kerusakan bunga meliputi kerusakan pada mahkota bunga yang mengalami layu dan rontok sedangkan daun layu dan mengering.  Kerusakan daun pada bunga potong krisan umumnya dimulai pada hari ke-5 tetapi sampai hari ke-7  umumnya mahkota bunga masih segar.

Tabel 3.  Nilai skoring kerusakan bunga potong  mawar pasca fumigasi fosfin formula cair 250 ppm
Hari ke-
Kontrol
12 jam
15 jam
1
0
0      ns
0      ns
2
0.12
0.4   ns
0.44  ns
3
0.44
0.42  ns
0.6    ns
4
0.6
0.6    ns
0.72  ns
5
0.72
0.76  ns
0.68  ns
6
0.92
2       ns
1.84  ns
7
2
2       ns
2      ns
Ket. :   0 = tidak rusak  1 = sedikit rusak   2 = sangat rusak  ns = tidak berbeda nyata


Uji validitas
Uji validitas pengaruh perlakuan  fosfin formula cair pada konsentrasi 250 ppm dengan waktu papar 12 jam pada suhu 25 - 26 oC  terhadap mortalitas Thrips parvispinus  diperoleh data sebagai berikut  (Tabel  4).
Tabel 4. Pengaruh fumigasi  250 ppm PH3 dengan waktu papar 12 jam  terhadap Mortalitas (%) Thrips parvispinus
Perlakuan
(Jam)
Ulangan
Stadia
Nimfa
Imago
Telur
Kontrol

0
0
Menetas
12
U1
100
100
Menetas
U2
100
100
Menetas
U3
100
100
Menetas
U4
100
100
Menetas
U5
100
100
Menetas
U6
100
100
Menetas

Oleh karena  pada konsentrasi  250 ppm waktu papar 12 jam tidak efektif membebaskan seluruh stadia Thrips parvispinus maka dilanjutkan  pada konsentrasi 300 ppm dan 380 ppm dengan waktu papar 12 jam pada suhu 25 - 26 oC  dan diperoleh data persentase  mortalitas dan  nilai kerusakan bunga potong pada kondisi penyimpanan  suhu 26-28 oC kelembaban 50-70 % sebagai berikut (Tabel 5, Tabel 6 dan Tabel 7).  

Tabel 5. Mortalitas (%) Thrips parvispinus  dengan waktu papar 12 jam
Perlakuan (kons)
Ulangan
Stadia
Nimfa
Imago
Telur
Kontrol

0
0
Tidak menetas
300 ppm
U1
100
100
Tidak menetas
U2
100
100
Menetas
U3
100
100
Menetas
U4
100
100
Tidak menetas
U5
100
100
Tidak menetas
U6
100
100
Tidak menetas
380 ppm
U1
100
100
Tidak menetas

U2
100
100
Tidak menetas

U3
100
100
Tidak menetas

U4
100
100
Tidak menetas

U5
100
100
Tidak menetas

U6
100
100
Tidak menetas

Uji validitas pengaruh perlakuan fosfin formula cair pada konsentrasi 380 ppm waktu papar 12 jam  suhu 25 - 26 oC  selanjutnya diulang dan dilakukan penyimpanan pada kondisi berbeda dengan perlakuan sebelumnya,  penyimpanan dilakukan pada suhu ≤ 10 odengan kelembaban 80-90% terhadap bunga potong krisan dan mawar pada pengamatan hari ke-7  tidak ada kerusakan pada perlakuan maupun kontrol.

Tabel 6. Nilai skoring kerusakan bunga potong  krisan pasca fumigasi fosfin formula cair waktu papar 12 jam
Hari ke-
300 ppm
380 ppm
Kontrol
1
0 ns
0 ns
0
2
0 ns
0 ns
0
3
0 ns
0 ns
0
4
0.02 ns
0 ns
0
5
0.02 ns
0 ns
0
6
1 ns
1 ns
1
7
1 ns
1 ns
1
Ket. :   0 = tidak rusak  1 = sedikit rusak   2 = sangat rusak  ns = tidak berbeda nyata

Tabel 7. Nilai skoring kerusakan bunga potong  mawar pasca fumigasi fosfin formula cair waktu papar 12 jam

Hari ke-
300 ppm
380 ppm
Kontrol
1
0 ns
0 ns
0
2
0 ns
0 ns
0
3
0.07 ns
0.02 ns
0.05
4
0.08 ns
0.02 ns
0.05
5
1.1 ns
0.95 ns
1.03
6
1.9 ns
1.9 ns
2
7
2 ns
2 ns
2
Ket. :   0 = tidak rusak  1 = sedikit rusak   2 = sangat rusak  ns = tidak berbeda nyata

Dari hasil  uji  validasi  fumigasi fosfin formula cair terhadap thrips  pada bunga potong  krisan dan mawar pada konsentrasi  250 ppm dengan waktu papar  12 jam  pada  suhu  25 - 26 oC  diketahui  bahwa  stadia telur belum mengalami mortalitas 100%  sehingga memerlukan konsentrasi  yang lebih tinggi dari 250 ppm atau waktu papar yang lebih lama dari  12  jam. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Carpenter et al. 2002, bahwa untuk mengendalikan Thrips tabaci pada bawang ekspor di New Zealand dengan menggunakan liquefied phosphine pada kisaran konsentrasi yang rendah 200-300 ppm selama 24 jam sudah dapat menyebabkan angka mortalitas yang tinggi pada nimfa dan dewasa tetapi sangat sulit untuk telur. Peningkatan  konsentrasi lebih diperlukan untuk mencapai mortalitas telur 100 % dibandingkan dengan penambahan waktu karena telur berada di dalam jaringan daun atau bunga sehingga memerlukan penetrasi fosfin maupun CO2 yang  konsentrasinya lebih tinggi agar dapat menembus jaringan tanaman dan kutikula telur.  Selain itu,  perlakuan  lebih dari 12 jam berisiko adanya perubahan suhu yang sangat tinggi yang akan berpotensi merusak kualitas bunga dan penanganan bunga potong memerlukan waktu yang singkat agar cepat sampai ke konsumen. Sehingga dilakukan pengujian validitas selanjutnya dengan menaikkan konsentrasi sebesar 300 ppm dan 380 ppm dengan waktu papar 12 jam pada suhu 25 - 26 oC  dengan kelembaban 50-70%.
Pengujian validitas pada konsentrasi 300 ppm dan 380 ppm dengan waktu Papar 12 jam pada suhu 25-26 oC dengan kelembaban 50-70%. Di dapatkan hasil bahwa pada konsentrasi 300 ppm telur thrips masih belum mencapai mortalitas 100% sedangkan pada konsentrasi 380 ppm mortalitas telur sudah mencapai 100%. Kerusakan pada tanaman krisan terjadi pada hari ke 6 sedangkan kerusakan pada tanaman mawar terjadi pada hari ke 3. Hal ini tidak berbeda nyata dengan kontrol.
Pengujian validitas dengan waktu papar 12 jam dan penyimpanan pasca fumigasi pada suhu 10 oC dengan kelembaban  80-90% tidak menyebabkan kerusakan baik pada bunga krisan maupun mawar. Pada bunga krisan tidak ada kerusakan yang di simpan selama 7 hari pada suhu 10 oC  dengan kelembaban  80-90 % di ikuti 6 hari pada suhu  26-28 oC  dengan kelembaban  50-70 % setelah fumigasi perlakuan tidak berbeda nyata dibandingkan dengan kontrol. Dengan demikian pasca fumigasi dapat dilakukan penyimpanan selama 7 hari dan dapat bertahan ditempatkan di suhu ruang sampai  6 hari, sehingga umur bunga potong dapat mencapai  2 minggu. 

KESIMPULAN

1.   Stadia  telur  merupakan  yang paling tahan  terhadap  fosfin formula cair  (liquefied phosphine).
2.   Perlakuan fumigasi  fosfin  cair (liquefied phosphine)  250 ppm dengan waktu papar  12 jam  pada  suhu 25-26 obelum dapat mengeradikasi  telur    Thrips parvispinus.
3.   Untuk membebaskan bunga potong krisan dan  mawar  dari  infestasi  telur Thrips parvispinus diperlukan fumigasi dengan konsentrasi 380 ppm  dengan waktu papar  12 jam  pada  suhu 25 - 26 oC.
4.   Perlakuan fumigasi  fosfin  cair (liquefied phosphine)  380 ppm dengan waktu papar  12 jam  pada  suhu 25-26 obelum merusak  bunga potong  krisan maupun mawar.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih  disampaikan kepada Dr. Ir. Antarjo Dikin MSc., Dr. Ir. Bagus Kukuh Udiarto, MSi,  Dr. Ir. Idham S. Harahap,  Dr. Ir. I. Jatnika, MSc  atas dukungan, bantuan dan kerjasamanya pada pelaksanaan uji terap ini.

DAFTAR PUSTAKA

Carpenter  A., Van Epenhuijsen C.W., Brash D.W., Zhang Z. 2002. Eco2fume for control of onion Thrips. New Zealand Institute for Crop & Food Research Limited, Private Bag 11600 ,Palmerston North.
Direktorat Jenderal Hortikultura. 2013. Volume impor dan ekspor florikultura 2012. http://hortikultura.deptan.go.id/. Diakses 3 Januari 2014.
Karunaratne C, GA Moore, R Jones, R Ryan. 1997. Phosphine and its effect on some common insects in cut flowers . Postharv. Biol. Technol. 10: 255-262.
Liu YB. 2008. Low temperature phosphine fumigation for postharvest control of western flower thrips (Thysanopthera; Thripidae) on lettuce, broccoli, asparagus, and strawberry. Journal of Economic Entomology. Vol. 101, 6: 1786-1791.

Park MG, Sung BK, Tumambing J. 2012. Effect of PH3 and CO2 mixture as a quarantine fumigant in cut flowers. National Plant Quarantine Service (NPQS), Ministry for Food, Agriculture, Forestry and Fisheries of Korea. South Korea. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar