PERLAKUAN FOSFIN FORMULA CAIR UNTUK MEMBEBASKAN Thrips parvispinus PADA BUNGA POTONG KRISAN DAN MAWAR
M.
Achrom, Salbiah, Sunarto, Suwirda
Balai Uji Terap Teknik dan
Metode Karantina Pertanian
Jl. Raya Kampung Utan,
Setu, Desa Mekar Wangi, Cikarang Barat, Bekasi, Indonesia
ABSTRAK
Thrips merupakan serangga yang potensial terbawa
lalu lintas bunga potong yang akan menjadi kendala dalam kegiatan ekspor maupun
impor sehingga memerlukan tindakan perlakuan karantina untuk
membebaskannya. Fosfin formula cair (2% PH3
dan 98% CO2) merupakan salah satu alternatif fumigan pengganti metil
bromide yang perlu diuji keefektifanya serta pengaruhnya terhadap kualitas. Pengujian
keefektifan fosfin formula
cair terhadap Thrips parvispinus dan
pengaruhnya terhadap bunga potong krisan dan mawar dilakukan dengan 3 tahap pengujian yaitu : penentuan waktu efektif pada
konsentrasi PH3 250 ppm,
pengujian pengaruh fumigasi fosfin
formula cair terhadap bunga potong krisan dan mawar pada dua waktu efektif dan
validasi hasil uji keefektifan dan pengaruh
terhadap bunga potong krisan dan mawar. Dari hasil pengujian diketahui bahwa
waktu efektif pada konsentrasi 250 ppm melebihi 12 jam sehingga pengujian dilanjutkan pada konsentrasi yang
lebih tinggi. Dengan konsentrasi 380 ppm
waktu papar 12 jam pada suhu 25 - 26 oC fosfin formula cair efektif
membebaskan Thrips parvispinus tanpa merusak
komoditas bunga potong krisan maupun mawar.
Kata kunci : Fumigasi,
fosfin formula cair, Thrips parvispinus,
krisan, mawar
PENDAHULUAN
Indonesia
sebagai negara tropis yang mempunyai keanekaragaman hayati yang tinggi
merupakan penghasil produk florikultura (tanaman hias) yang sangat potensial sebagai pemasok ke
negara-negara non tropis dan juga sebagai importir dari berbagai negara. Volume ekspor tanaman hias pada tahun 2012
mencapai 6.493,04 ton
dengan nilai 18.813.074 US $ sedangkan
volume impor pada tahun 2012 mencapai 12.906,02 ton dengan nilai 9.997.477 US $ (Dirjen Hortikultura 2013).
Lalu lintas tanaman hias tidak
menutup kemungkinan terbawanya Organisme
Pengganggu Tumbuhan Karantina
(OPTK) yang mengancam pertanian Indonesia serta mengganggu
kelangsungan perdagangan ke beberapa negara tujuan ekspor. Dari beberapa OPTK
yang paling potensial terbawa pada lalu lintas media pembawa berupa tanaman
hias adalah dari kelompok thrips. Beberapa spesies thrips yang
penting antara lain Frankliniella occidentalis sebagai OPTK A1 serta Thrips
parvispinus merupakan OPTK negara tujuan ekspor yang banyak
ditemukan di Indonesia.
Fumigasi merupakan metode yang memungkinkan dilakukan
untuk mengeradikasi OPT pada komoditas yang akan di lalu lintaskan.
Thrips diketahui sangat
peka terhadap fumigasi fosfin
dibandingkan dengan serangga lain seperti aphid dan larva lepidoptera pada suhu 24 oC (Karunaratne et al., 1997). Fumigasi fosfin 250 ppm selama 18 jam pada
suhu 2 oC
dapat mengeradikasi 100% Frankliniella
occidentalis (Liu, 2008).
Fumigasi merupakan cara yang mudah untuk dilakukan,
namun demikian perlu dicari fumigan yang ramah lingkungan, efektif, cepat dan
tidak merusak produk yang akan difumigasi yaitu tanaman hias berupa bunga potong atau bahan perbanyakan yang memiliki kadar air
tinggi dan sesuai dengan kondisi suhu di Indonesia.
Fosfin formulasi cair yang dapat diaplikasikan pada
komoditas dengan kadar air tinggi diharapkan dapat dijadikan sebagai alternatif
perlakuan pada komoditas tanaman hias untuk mengeradikasi thrips pada kondisi lingkungan di Indonesia, oleh
karena itu uji terap penggunaan fosfin formula cair sebagai alternatif perlakuan pada tanaman hias untuk
mengeradikasi OPT/OPTK kelompok thrips
perlu dilakukan. Tujuan uji terap ini adalah untuk mengetahui pengaruh
konsentrasi dan lama waktu
perlakuan fosfin formula cair terhadap thrips
tanpa merusak kualitas
bunga potong krisan dan mawar.
BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat
Uji
terap ini dilakukan di Balai Uji Terap Teknik dan Metode Karantina Pertanian,
Jalan Raya Kampung Utan-Setu, Desa Mekar Wangi Kecamatan Cikarang Barat,
Kabupaten Bekasi, Jawa Barat (19 m dpl). Waktu pelaksanaan mulai Januari – Desember 2014.
Alat dan Bahan
Alat
dan bahan yang digunakan antara lain: kotak fumigasi, timbangan digital, meteran, self container breathing aparatus (SCBA), alat pengukur konsentrasi
(X-am 7000), phosphine detektor, selang distribusi, fosfin formula cair (PH3 2% dan CO2 98%), telur, nimfa
dan imago Thrips parvispinus, canister, bunga potong krisan varietas evalin,
bunga potong mawar varietas sexy red.
Metode
1. Persiapan : Merupakan tahap perbanyakan massal thrips. Thrips dikumpulkan dari tanaman bunga krisan di lapangan, kemudian
dilakukan identifikasi. Imago thrips
dipelihara secara massal
pada tanaman krisan yang sedang berbunga di dalam rumah kaca sehingga akan menghasilkan telur, nimfa, pupa dan
imago sebagai F1, serangga F1 ini yang digunakan sebagai serangga uji.
2. Uji penentuan waktu efektif : untuk menentukan kisaran waktu minimal yang diperlukan
dalam pelaksanaan perlakuan fumigasi fosfin formula cair yang diduga efektif yang dapat menyebabkan
mortalitas thrips 100%
pada konsentrasi fosfin formula cair 250 ppm. Lama
waktu yang digunakan sebagai waktu papar terdiri dari kontrol, 0.5, 1, 2, 3,
6, 9, 10, 11, 12, 13, 15 jam dengan ulangan sebanyak 4
ulangan. Nimfa dan imago masing-masing berjumlah 25 ekor per unit percobaan yang diinfestasikan
kedalam bunga potong dan ditempatkan dalam wadah kaca yang ditutup kain. Sedangkan pengujian
terhadap stadia telur dilakukan dengan mengambil dan memotong daun dan bunga
krisan yang terinfestasi thrips stadia dewasa dan terdapat tonjolan telur yang ditempatkan dalam wadah kaca
yang ditutup kain, kemudian
diletakkan dalam kotak fumigasi yang kedap udara
dan telah.
3. Uji pengaruh perlakuan fumigasi fosfin formula cair
terhadap bunga potong krisan dan mawar menggunakan dua waktu yang efektif yang menunjukkan hasil mortalitas thrips 100% dan kontrol,
perlakuan diulang sebanyak 10
kali. Bunga potong yang telah difumigasi ditempatkan dalam suatu wadah yang diisi dengan larutan campuran gula, asam
sitrat, (Komunikasi pribadi, Yadi Supriyadi 2014)
dan akan dilihat selama 7 hari apakah
terjadi perubahan seperti perubahan warna, cepat layu, dan daya simpan dibandingkan kontrol.
4. Uji validitas : Uji ini
dilakukan terhadap perlakuan konsentrasi 250 ppm
pada waktu yang menunjukkan mortalitas thrips 100% tanpa merusak kualitas tanaman hias berupa bunga potong pada pengujian sebelumnya. Pada uji ini dilakukan 4 perlakuan dengan
6 ulangan. Thrips yang digunakan adalah thrips
yang menginfestasi bunga potong secara alamiah dari lapangan. Pengujian terhadap stadia nimfa dan imago
masing-masing berjumlah 25 ekor per unit percobaan yang diinfestasikan
kedalam daun bunga potong dan ditempatkan dalam wadah kaca yang ditutup kain. Sedangkan pengujian
terhadap stadia telur dilakukan dengan mengambil dan memotong bunga krisan yang terinfestasi thrips dewasa dan di tempatkan dalam
wadah kaca yang ditutup kain. Bersamaan dengan itu, bunga potong ditempatkan dalam box kardus, kemudian keduanya diletakkan dalam kotak fumigasi yang kedap udara. Perlakuan
uji validitas fumigasi fosfin formula cair terhadap thrips pada bunga potong
yaitu : fumigasi bunga
potong krisan + thrips dari
lapangan, fumigasi bunga potong
mawar + thrips dari lapangan, tanpa fumigasi bunga potong krisan + thrips dari lapangan dan tanpa fumigasi bunga potong
mawar + thrips dari
lapangan.
5.
Pengamatan : Setelah semua tahapan fumigasi dilakukan, untuk pengamatan thrips
sebelum dilakukan penghitungan mortalitas maka perlu di inkubasi terlebih
dahulu. Menurut Park et al. (2013) thrips
perlu diinkubasikan terlebih dahulu dalam ruang inkubasi selama 1-3 hari untuk
nimfa dan imago, sementara untuk telur diinkubasikan selama 5-7 hari. Setelah
masa inkubasi, dilakukan proses penghitungan jumlah mortalitas pada setiap perlakuan.
Setelah diketahui jumlah mortalitas yang terjadi pada setiap perlakuan kemudian
akan dihitung persentase mortalitasnya yang nanti akan diuji secara statistik. Pengamatan meliputi mortalitas
thrips pada masing-masing stadia, kerusakan komoditas/kualitas bunga potong
(perubahan warna, kesegaran) dan daya simpan bunga potong.
Analisis Data
Data persentase mortalitas di analisis dengan menggunakan program minitab dan data kerusakan tanaman hias dianalisis dengan
menggunakan analisa non parametrik Mann-Whitney. Penilaian kerusakan tanaman hias berdasarkan
skoring yaitu : 0 = tidak rusak, 1 = sedikit rusak, 2 = sangat rusak, indikasi rusak yaitu adanya perubahan warna
daun, adanya kelayuan, water soaking.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji penentuan waktu efektif
Perlakuan fosfin formula cair pada konsentrasi 250
ppm dengan waktu papar berbeda pada suhu 25 - 26 oC terhadap
Thrips parvispinus diperoleh data
mortalitas sebagai berikut (Tabel 1).
Tabel 1.
Rerata mortalitas (%) Thrips
parvispinus
pada berbagai waktu papar
Perlakuan (Jam)
|
Stadia
|
||
Nimfa
|
Imago
|
Telur
|
|
Kontrol
|
0 a
|
0 a
|
Menetas
|
0,5
|
95 b
|
93.75 b
|
Menetas
|
1
|
95.75 b
|
100 b
|
Menetas
|
3
|
99 b
|
96.25 b
|
Menetas
|
6
|
97.75 b
|
100 b
|
Menetas
|
9
|
99.75 b
|
100 b
|
Menetas
|
10
|
100 b
|
100 b
|
Menetas
|
11
|
98.25 b
|
100 b
|
Menetas
|
12
|
100 b
|
100 b
|
Tidak Menetas
|
13
|
100 b
|
100 b
|
Tidak menetas
|
15
|
100 b
|
100 b
|
Tidak menetas
|
Ket : angka yang diikuti huruf yang sama menunjukan tidak berbeda nyata pada uji Tukey’s taraf kepercayaan 5%.
Perlakuan fosfin formula cair (liquefied phosphine) pada konsentrasi 250
ppm dengan waktu papar 6 jam pada suhu 25 - 26 oC terhadap
thrips dewasa sudah dapat menyebabkan mortalitas mencapai 100%. Adapun mortalitas nimfa 100% dapat dicapai dengan
waktu papar 12 jam pada suhu 25- 26oC. Sedangkan mortalitas telur 100% dapat dicapai
dengan waktu papar lebih dari 12 jam pada suhu ≤ 26 oC. Dari pengujian ini diketahui bahwa
stadia telur dari Thrips parvispinus merupakan
yang paling tahan terhadap fosfin formula cair. Hal ini disebabkan stadia telur memiliki lapisan kutikula yang sulit ditembus gas dan letak telur berada dalam jaringan epidermis daun atau bunga. Hal ini
jauh berbeda dengan stadia nimfa dan imago
yang sangat peka terhadap fosfin.
Uji pengaruh fumigasi fosfin formula cair terhadap bunga potong krisan dan mawar
Pengaruh
fumigasi fosfin formula cair terhadap kerusakan bunga potong krisan dan mawar pada
konsentasi 250 ppm waktu papar 12 jam dan 15 jam pada suhu 25 - 26 oC dapat
digambarkan sebagai berikut (Tabel 2 dan
Tabel 3).
Tabel 2.
Nilai skoring kerusakan bunga
potong krisan pasca fumigasi fosfin
formula cair 250 ppm
Hari ke-
|
Kontrol
|
12 Jam
|
15 Jam
|
1
|
0
|
0 ns
|
0 ns
|
2
|
0
|
0.04 ns
|
0.06 ns
|
3
|
0.04
|
0.18 ns
|
0.24 ns
|
4
|
0.28
|
0.3 ns
|
0.36 ns
|
5
|
0.34
|
0.56 ns
|
0.56 ns
|
6
|
0.50
|
0.84 ns
|
0.56 ns
|
7
|
0.60
|
0.84 ns
|
0.56 ns
|
Ket. :
0 = tidak rusak 1 = sedikit rusak 2 = sangat rusak ns = tidak berbeda nyata
Pada
umumnya kontrol dan perlakuan pada bunga krisan maupun mawar yang ditempatkan
di ruangan dengan pada suhu 26-28 oC
dengan
kelembaban 50-70 % tidak begitu nyata
perbedaannya dan pada hari ke-7 sudah mengalami kerusakan berat dan pada bunga
mawar yang dimulai pada hari ke-3 sudah
menunjukan kerusakan ringan. Kerusakan bunga meliputi kerusakan pada
mahkota bunga yang mengalami
layu dan rontok sedangkan daun layu dan mengering. Kerusakan daun pada bunga potong krisan
umumnya dimulai pada hari ke-5
tetapi sampai hari ke-7 umumnya mahkota
bunga masih segar.
Tabel 3.
Nilai skoring kerusakan bunga
potong mawar pasca fumigasi fosfin
formula cair 250 ppm
Hari ke-
|
Kontrol
|
12 jam
|
15 jam
|
1
|
0
|
0 ns
|
0 ns
|
2
|
0.12
|
0.4 ns
|
0.44 ns
|
3
|
0.44
|
0.42 ns
|
0.6 ns
|
4
|
0.6
|
0.6 ns
|
0.72 ns
|
5
|
0.72
|
0.76 ns
|
0.68 ns
|
6
|
0.92
|
2 ns
|
1.84 ns
|
7
|
2
|
2 ns
|
2 ns
|
Ket. :
0 = tidak rusak
1 = sedikit rusak 2 = sangat
rusak ns =
tidak berbeda nyata
Uji validitas
Uji
validitas pengaruh perlakuan fosfin formula cair pada konsentrasi 250 ppm dengan waktu papar 12 jam pada
suhu 25 - 26 oC terhadap
mortalitas Thrips parvispinus diperoleh data sebagai berikut (Tabel
4).
Tabel 4.
Pengaruh fumigasi 250 ppm PH3
dengan
waktu papar 12 jam
terhadap Mortalitas (%) Thrips
parvispinus
Perlakuan
(Jam)
|
Ulangan
|
Stadia
|
||
Nimfa
|
Imago
|
Telur
|
||
Kontrol
|
0
|
0
|
Menetas
|
|
12
|
U1
|
100
|
100
|
Menetas
|
U2
|
100
|
100
|
Menetas
|
|
U3
|
100
|
100
|
Menetas
|
|
U4
|
100
|
100
|
Menetas
|
|
U5
|
100
|
100
|
Menetas
|
|
U6
|
100
|
100
|
Menetas
|
Oleh karena pada konsentrasi 250 ppm waktu papar 12 jam tidak efektif
membebaskan seluruh stadia Thrips
parvispinus maka dilanjutkan pada konsentrasi 300 ppm dan 380 ppm dengan waktu papar 12 jam pada
suhu 25 - 26 oC dan diperoleh data persentase mortalitas dan nilai kerusakan bunga potong pada kondisi
penyimpanan suhu 26-28 oC kelembaban 50-70
% sebagai berikut (Tabel 5, Tabel 6 dan Tabel 7).
Tabel 5. Mortalitas
(%) Thrips parvispinus dengan waktu papar 12 jam
Perlakuan (kons)
|
Ulangan
|
Stadia
|
||
Nimfa
|
Imago
|
Telur
|
||
Kontrol
|
0
|
0
|
Tidak menetas
|
|
300 ppm
|
U1
|
100
|
100
|
Tidak menetas
|
U2
|
100
|
100
|
Menetas
|
|
U3
|
100
|
100
|
Menetas
|
|
U4
|
100
|
100
|
Tidak menetas
|
|
U5
|
100
|
100
|
Tidak menetas
|
|
U6
|
100
|
100
|
Tidak menetas
|
|
380 ppm
|
U1
|
100
|
100
|
Tidak menetas
|
U2
|
100
|
100
|
Tidak menetas
|
|
U3
|
100
|
100
|
Tidak menetas
|
|
U4
|
100
|
100
|
Tidak menetas
|
|
U5
|
100
|
100
|
Tidak menetas
|
|
U6
|
100
|
100
|
Tidak menetas
|
Uji validitas pengaruh
perlakuan
fosfin formula cair pada
konsentrasi 380 ppm waktu papar 12 jam suhu 25 - 26 oC selanjutnya
diulang dan dilakukan penyimpanan pada kondisi
berbeda dengan perlakuan sebelumnya,
penyimpanan dilakukan pada suhu ≤ 10
oC dengan kelembaban 80-90% terhadap
bunga potong krisan dan
mawar pada pengamatan hari ke-7 tidak ada
kerusakan pada perlakuan maupun kontrol.
Tabel 6. Nilai
skoring kerusakan bunga potong krisan
pasca fumigasi fosfin formula cair waktu papar 12 jam
Hari ke-
|
300 ppm
|
380 ppm
|
Kontrol
|
1
|
0 ns
|
0 ns
|
0
|
2
|
0 ns
|
0 ns
|
0
|
3
|
0 ns
|
0 ns
|
0
|
4
|
0.02 ns
|
0 ns
|
0
|
5
|
0.02 ns
|
0 ns
|
0
|
6
|
1 ns
|
1 ns
|
1
|
7
|
1 ns
|
1 ns
|
1
|
Ket. :
0 = tidak
rusak 1 = sedikit rusak 2 = sangat rusak ns = tidak berbeda nyata
Tabel 7.
Nilai skoring kerusakan bunga potong
mawar pasca fumigasi fosfin formula cair waktu papar 12 jam
Hari ke-
|
300 ppm
|
380 ppm
|
Kontrol
|
1
|
0 ns
|
0 ns
|
0
|
2
|
0 ns
|
0 ns
|
0
|
3
|
0.07 ns
|
0.02 ns
|
0.05
|
4
|
0.08 ns
|
0.02 ns
|
0.05
|
5
|
1.1 ns
|
0.95 ns
|
1.03
|
6
|
1.9 ns
|
1.9 ns
|
2
|
7
|
2 ns
|
2 ns
|
2
|
Ket. :
0 = tidak rusak
1 = sedikit rusak 2 = sangat
rusak ns =
tidak berbeda nyata
Dari hasil uji
validasi fumigasi fosfin formula cair terhadap thrips pada bunga potong krisan dan mawar pada konsentrasi
250 ppm dengan waktu papar 12
jam pada
suhu 25 - 26
oC diketahui
bahwa stadia telur belum
mengalami mortalitas 100% sehingga
memerlukan konsentrasi yang lebih tinggi
dari 250 ppm atau waktu papar yang lebih lama dari 12
jam. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Carpenter et al. 2002, bahwa untuk mengendalikan Thrips tabaci pada bawang ekspor di New
Zealand dengan menggunakan liquefied phosphine pada kisaran konsentrasi yang
rendah 200-300 ppm selama 24 jam sudah dapat menyebabkan angka mortalitas yang
tinggi pada nimfa dan dewasa tetapi sangat sulit untuk telur. Peningkatan konsentrasi lebih diperlukan untuk mencapai
mortalitas telur 100 % dibandingkan
dengan penambahan waktu karena telur berada di dalam jaringan daun atau bunga sehingga memerlukan penetrasi fosfin
maupun CO2 yang
konsentrasinya lebih tinggi agar dapat menembus jaringan tanaman dan
kutikula telur. Selain
itu,
perlakuan lebih dari 12 jam
berisiko adanya perubahan suhu yang sangat tinggi yang akan berpotensi merusak
kualitas bunga dan penanganan bunga potong memerlukan waktu yang singkat agar cepat sampai ke konsumen. Sehingga dilakukan
pengujian validitas selanjutnya dengan menaikkan konsentrasi sebesar 300 ppm
dan 380 ppm dengan waktu papar 12 jam pada suhu 25 -
26 oC dengan kelembaban 50-70%.
Pengujian validitas pada
konsentrasi 300 ppm dan 380 ppm dengan waktu Papar 12 jam pada suhu 25-26 oC
dengan
kelembaban 50-70%. Di dapatkan hasil bahwa pada konsentrasi 300 ppm telur thrips
masih belum mencapai mortalitas 100% sedangkan pada konsentrasi 380 ppm
mortalitas telur sudah mencapai 100%. Kerusakan pada tanaman krisan terjadi
pada hari ke 6 sedangkan kerusakan pada tanaman mawar terjadi pada hari ke 3.
Hal ini tidak berbeda nyata dengan kontrol.
Pengujian validitas dengan
waktu papar 12 jam dan penyimpanan
pasca fumigasi pada
suhu ≤ 10
oC
dengan
kelembaban 80-90% tidak menyebabkan kerusakan baik pada bunga
krisan maupun mawar. Pada bunga krisan tidak ada kerusakan yang di simpan selama
7 hari pada suhu ≤ 10 oC
dengan
kelembaban 80-90 % di ikuti 6 hari pada suhu 26-28 oC dengan
kelembaban 50-70 % setelah fumigasi perlakuan tidak berbeda nyata
dibandingkan dengan kontrol.
Dengan demikian pasca fumigasi dapat dilakukan penyimpanan selama 7 hari dan
dapat bertahan ditempatkan di suhu ruang sampai
6 hari, sehingga umur bunga potong dapat mencapai 2 minggu.
KESIMPULAN
1.
Stadia telur
merupakan yang paling tahan terhadap
fosfin formula cair (liquefied phosphine).
2.
Perlakuan
fumigasi fosfin cair (liquefied
phosphine) 250 ppm dengan waktu
papar 12 jam pada
suhu 25-26 oC
belum dapat mengeradikasi telur
Thrips parvispinus.
3. Untuk membebaskan bunga
potong krisan dan mawar dari
infestasi telur Thrips
parvispinus diperlukan fumigasi dengan konsentrasi 380 ppm dengan
waktu papar 12 jam pada
suhu 25 - 26 oC.
4. Perlakuan fumigasi
fosfin cair (liquefied phosphine) 380 ppm
dengan waktu papar 12 jam pada
suhu 25-26 oC
belum merusak
bunga potong krisan maupun mawar.
UCAPAN
TERIMA KASIH
Terima
kasih disampaikan kepada Dr. Ir. Antarjo
Dikin MSc., Dr. Ir. Bagus Kukuh Udiarto, MSi,
Dr. Ir. Idham S. Harahap, Dr. Ir.
I. Jatnika, MSc atas dukungan, bantuan
dan kerjasamanya pada pelaksanaan uji terap ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Carpenter A., Van Epenhuijsen C.W., Brash D.W., Zhang Z.
2002. Eco2fume for control of onion Thrips. New Zealand Institute for Crop
& Food Research Limited, Private Bag 11600 ,Palmerston North.
Direktorat
Jenderal Hortikultura. 2013. Volume impor dan ekspor florikultura 2012.
http://hortikultura.deptan.go.id/. Diakses 3 Januari 2014.
Karunaratne
C, GA Moore, R Jones, R Ryan. 1997. Phosphine and its effect on some common
insects in cut flowers . Postharv. Biol. Technol. 10: 255-262.
Liu YB.
2008. Low temperature phosphine fumigation for postharvest control of western
flower thrips (Thysanopthera; Thripidae) on lettuce, broccoli, asparagus, and
strawberry. Journal of Economic Entomology. Vol. 101, 6: 1786-1791.
Park MG, Sung BK, Tumambing J. 2012. Effect of PH3
and CO2 mixture as a quarantine fumigant in cut flowers. National
Plant Quarantine Service (NPQS), Ministry for Food, Agriculture, Forestry and
Fisheries of Korea. South Korea.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar