SELAMAT BERKUNJUNG

Kepada semua pengunjung blog saya, selamat berjumpa dan terimalah persembahan ini.......salam

Jumat, 18 Juni 2010

false smut in rice seed

KAJIAN LAPANG RESPON PADI HYBRIDA TERHADAP SERANGAN CENDAWAN FALSE SMUT

(USTILAGINOIDEA VIRENS (CKE.) TAK. (1896)

OLEH : M. ACHROM

POPT MUDA BALAI BESAR KARANTINA PERTANIAN TANJUNG PRIOK

Padi hybrida telah menolong China untuk meningkatkan produksi padi mendekati 200 juta ton dari tahun 1976-1991. padi hybrida telah memberikan keuntungan lebih dari 30% dari varietas konvensional. Area pertanaman padi hybrida seluas 17.6 juta hektar sekitar 55 persen total area penanaman padi di China dan telah memproduksi padi hybrida 66 persen dari total padi yang dihasilkan. Walaupun penelitian pada penggunaan secara komersial dari heterosis pada padi telah diperbuat yang telah memberikan keuntungan sejak 20 tahun yang lalu, sebagai pandangan strategi, bahwa potensi hasil dari padi hybrida belum dapat sepenuhnya diperoleh.

Indonesia dengan penduduknya yang makanan pokoknya beras, beberapa tahun yang lalu masih belum dapat memenuhi kebutuhan beras nasional sehingga masih mengandalkan beras impor dari negara tetangga seperti Vietnam dan Thailand. Untuk meningkatkan produksi beras dan menjadikan Indonesia swasembada beras, maka pemerintah mempunyai strategi dengan cara menggalakan penggunaan benih hybrida baik dari produksi luar negeri (impor) maupun hybrida lokal.

Dari hasil pengamatan POPT Karantina Tumbuhan melalui kegiatan Pemantauan OPT/OPTK diketahui bahwa varietas hybrida banyak mengalami kendala terutama adanya serangan organisme pengganggu tumbuhan lokal antara lain penggerek batang , wereng coklat , cendawan bulir (false smut) yang disebabkan oleh Ustilaginoidea virens (Cke.) Tak. (1896).

Ustilaginoidea virens (Cke.) Tak. (1896) [anamorph] dengan nama umum false smut , termasuk kedalam kingdom fungi ,Phylum: Anamorphic fungi dengan nama lain :Ustilago virens Cooke 1878 [anamorph], Tilletia oryzae Patouillard 1887 [anamorph],Ustilaginoidea oryzae (Pat) Brefeld [anamorph],Sphacelotheca virens Omori 1896 [teleomorph], Claviceps virens (Cke) Sakurai [teleomorph], Claviceps oryzae-sativae Hashioka (1971) [teleomorph]. Cendawan ini pertamakali digambarkan oleh Cooke pada tahun 1878 dengan specimen dasar dari India dengan nama Ustilago virens. Patouillard (1887) memberi nama specimen dari Jepang sebagai Tilletia oryzae, yang mana belakangan diganti oleh Brefeld (1895) menjadi Ustilaginoidea oryzae (Pat) Brefeld. Takahashi (1896) memberi nama Ustilaginoidea virens (Cke.) Tak.: nama ini untuk anamorph. Bentuk teleomorph disebut Sphacelotheca virens (Omori, 1896) and Claviceps virens (Cke.) Sakurai. Hashioka (1971) menyediakan nama Claviceps oryzae-sativae for the teleomorph.

Inang utama dari cendawan ini adalah padi Ustilaginoidea virens (Cke.) Tak. (1896) juga telah dilaporkan pada jagung di Louisiana (USA) dan Panama. Di India dilaporkan pada Oryza officinalis (Rao and Reddy, 1955), pada Chinachne koenigii, Digitaria marginata (Shetty and Shetty, 1985), Panicum trypheron (Shetty and Shetty, 1987), dan pada jagung di Kashmir (Sharma and Chaudhary, 1986). Cendawan ini menyerang pada stadia pembuahan dan bagian yang diserang adalah malai dan biji. Pengaruh yang diakibatkan oleh penyakit ini yaitu menyebabkan berat biji berkurang,kualitas beras berkurang, dan serangan yang berat pada biji menyebabkan beras tidak dapat dimasak karena adanya perubahan warna.

Ustilaginoidea virens (Cke.) Tak. (1896) dilaporkan menyebar di Asia, Afrika, Australia dan Oceania, Amerika utara, Amerika tengah dan selatan, India barat dan Italy.

Ustilaginoidea virens (Cke.) Tak. (1896) membentuk biji individual pada panicle pada spora bola dengan awal nampak berwarna putih perak, selanjutnya menjadi jingga dan akhirnya hijau, coklat atau hitam pada saat matang. Bola tersebut mempunyai penampilan velvety dari stadia jingga untuk matang, dengan permukaan luar ditutupi oleh chlamydospores (conidia).

Gambar 1. Gejala serangan pada biji padi (kiri) (IRRI)

Penyakit ini hadir pada musim hujan dengan kelembaban tinggi, Penyakit ini menyukai temperatur dengan kisaran 23oC (minimum) sampai 31oC (maximum), dengan kelembaban 96 % dan hari berawan sejak periode pembungaan (Singh, 1984). Area tanam dengan kondisi pemupukan yang tinggi dengan nitrogen tinggi, disukai untuk pertumbuhan vegetatif padi, dimana sangat peka terhadap penyakit (Ikegami, 1960). Seringkali irigasi meningkatkan kelembaban, yang mana disukai penyakit false smut di Bihar India (Bhagat and Prasad, 1996). pH optimum dan temperature untuk perkecambahan chlamydospore pada pH 5.8-6.3 dan 28°C, berturut-turut ;gula dan cahaya mendukung perkecambahan chlamydospore . pH optimum dan temperature untuk pertumbuhan mycelial yaitu pH 4.92-6.98 dan 25-28°C, berturut-turut.

Dari pengamatan di lapangan di sentra produksi padi Jawa Barat terhadap beberapa varietas padi hybrida diketahui bahwa pada kondisi musim kemarau penyakit ini masih dapat menyerang padi hybrida dan tidak pada padi non hybrida, begitu juga di negara asal hibrida yaitu China penyakit ini merupakan penyakit utama tanaman padi hibrida. dan juga di laporkan di Pakistan bahwa False smut merupakan penyakit utama pada penanaman padi hybrida. Di India, padi hybrida dengan menggunakan beberapa kultur praktis dilaporkan diproduksi 6 ton/Ha saat musim kering tetapi pada musim hujan hanya dihasilkan 3 ton/Ha diakibatkan oleh penyakit false smut. Penyakit ini menjadi masalah yang serius di wilayah perbukitan dan kaki bukit Uttar Pradesh, India. Padi hybrida berbeda dengan padi non hybrida yaitu biji terbuka sehingga sangat peka terhadap hama dan penyakit yang bersifat terbawa benih, diantaranya false smut.

Gambar 2. Serangan Ustilaginoidea virens (Cke.) Tak. (1896)

pada padi hybrida Varietas Sembada di Huan China September 2008 (Suyatman)

Gambar 2. Serangan Ustaligonoidea virens pada padi Hybrida Varietas

Intani 1 di Desa Karang Wangi Kec. Binong Kab. Subang Juli 2008 (M. Achrom)

Gambar 3. Serangan Ustilaginoidea virens (Cke.) Tak. (1896)

padi padi hybrida Varietas Hibrindo1 di Kec.Cibuaya

Kab.KarawangJuni 2007 (Agusman Jaya)

Gambar 4. Serangan Ustilaginoidea virens (Cke.) Tak. (1896)

pada padi Hybrida Varietas. Bernas Super di Kec. Cabang Bungin

Kabupaten Bekasi Mei 2007 (Suyatman)

Dari beberapa informasi yang dapat terkumpul , dapat disimpulkan bahwa ketahanan padi hybrida terhadap serangan penyakit false smut (Ustilaginoidea virens (Cke.) Tak. (1896)) sangat rendah sehinggi diperlukan penelitian-penelitian lebih lanjut untuk menciptakan varietas padi hybrida yang tahan terhadap OPT diantaranya tahan terhadap penyakit false smut ini.

Pustaka :

Anonimous. 2007. Hybrid Rice in Asia: Sowing the Seeds of Dependency Southeast Asia Regional Initiatives for Community Empowerment (SEARICE). Pesticide Action Network Asia and the Pacific (PAN AP), Penang, Malaysia

http://oryza.com/Asia-Pacific/Pakistan-Market/pakistan-rice-crop.html.Pakistan: Rice crop under threat from hybrid seeds , By Oryza News on May 15,2007.

http://www.knowledgebank.irri.org/RP/fungDiseases/False_Smut/ Economic_Importance.htm.

http://www.knowledgebank.irri.org/RiceDoctor/Fact_Sheets/Diseases/ False_Smut.htm

www.ikisan.com/links/ap_riceHybridRice.shtml -

Achrom M, Jarot S. Nolis H, 2008. Laporan Hasil Pemantauan OPT/OPTK di Kabupaten Subang Tahun 2008.

CABI. 2007. Crops Protection Compedium. UK.

Cucu umi K. dkk. 2007. Laporan Hasil Pemantauan OPT/OPTK di Kabupaten Karawang. Tahun 2007

LI Yu-Sheng,ZHU Zhen,ZHANG Ya-Dong,ZHAO Ling,WANG Cai-Lin*. Genetic Analysis of Rice False Smut Resistance using Major Gene Plus Polygene Mixed Genetic Model

Suyatman dkk. 2007. Laporan Hasil Pemantauan OPT/OPTK di Kabupaten Bekasi 2007.